Malam ini mereka berbincang. Getaran ponsel dari samping laptopku membuatku ingin bercengkrama dengan mereka. Tapi aku sudah berpikir sudahlah, jika antagonis sekalian saja aku antagonis tak usah setengah-setengah. Menjadi baik di benak mereka sudah lumrah, tetapi antagonis bagi mereka luar biasa ketika aku melakukannya, karena mengalah menjadi sifat yang wajib pada diriku. Ditabrak pun aku yang meminta maaf, betapa bodohnya kan diriku? Ya aku jadi manusia tetap memiliki sifat marah tapi aku bahkan tak bisa meluapkannya dengan bebas dan sempurna. Selalu ada yang menghalangiku ketika ingin memaki orang lain. Entah harus bersyukur atau marah dengan hal ini karena aku tak punya emosi dimata orang lain. Kendala ku bahasa aku bahkan hanya sedikit mengerti mereka bilang apa. Tidurku tak nyenyak, ingin membantu tapi kuharus apa??? Aku bahkan bingung. Harus kah kubercerita kemana? Tuhan satu2nya tempat. seminggu lagi ya seminggu., tapi itu membuatku senang dan sedih, senang karena akan cepat berlalu, sedih karena aku harus bicara apa depan mereka.
Kamis, 18 April 2019
Langganan:
Postingan (Atom)